
Kedua pemimpin mengakui bahwa baik rakyat Israel maupun Palestina telah sangat menderita dan tibalah kini saatnya untuk merealisasikan proses perdamaian dalam langkah-langkah nyata.
Perdana Menteri Ehud Olmert bertemu dengan pimpinan Palestina Presiden Mahmoud Abbas, kemarin malam, Sabtu 23 Desember 2006 di kediamannya di Yerusalem. Selama pertemuan ini, yang terlaksana dalam situasi yang baik dan sangat bersahabat, kedua pemimpin ini menyampaikan keinginannya untuk bekerjasama – sebagai rekan – dalam upaya meningkatkan proses perdamaian antara Israel dan Palestina, dan juga untuk mencapai kesepakatan agar kedua negara ini dapat hidup berdampingan dengan aman dan damai.
Kedua pemimpin mengakui baik rakyat Israel maupun Palestina telah sangat menderita dan kini tibalah waktunya untuk melancarkan proses perdamaian dengan langkah-langkah nyata dan menahan diri terhadap bentuk-bentuk pengulangan berbagai kesepakatan yang telah ditetapkan. Kedua pemimpin meyakini bahwa pertemuan ini adalah langkah awal dibangunnya kepercayaan serta hubungan kerjasama yang menguntungkan kedua belah pihak.
Kedua pemimpin menekankan pentingnya kontak langsung dan sungguh-sungguh di antara kedua belah pihak, dan diputuskan untuk diadakannya pertemuan berkala sebagai kelanjutannya, dalam upaya mempercepat pelaksanaan masalah-masalah yang telah diagendakan.
Perdana Menteri Olmert menyampaikan pandangannya mengenai masih terus berlangsungnya peluncuran roket Kasam dari Jalur Gaza dan ia mengatakan bahwa Israel tidak dapat membiarkan pelanggaran gencatan senjata ini terjadi.
Kedua pemimpin menyepakati untuk mempertimbangkan perluasan daerah gencatan senjata sampai ke tepi barat, sesuai dengan perjanjian Sharm e-Sheikh February 2005.
Mereka menyepakati pula dimulainya komite gabungan, seperti disepakati sebelumnya dalam Sharm, di bawah wewenang Presiden Palestina untuk menangani masalah : mengawasi gencatan senjata, mempercepat proses pengalihan tanggung jawab keamanan atas daerah Palestina, serta implementasi rancangan yang telah disepakati berkenaan dengan pelarian dan pengungsi Palestina.
Disepakati pula untuk memulai komite keamanan 4 negara, antara Israel, Pemerintahan Palestina (melalui Pasukan Presiden), Mesir dan AS, termasuk penempatan Pasukan Presiden di sepanjang Corridor Philadelphia dan di daerah utara Jalur Gaza.
Perdana Menteri Olmert mengatakan pada Presiden Abbas bahwa ia mengerti sekali kepekaan masyarakat Palestina akan masalah para tahanan dan ia pun menjelaskan bahwa ia akan mempersiapkan diri membebaskan para tahanan Palestina setelah dibebaskannya Gilad Shalit. Diputuskan pula akan segera dimulainya kerja tim gabungan yang bertanggungjawab atas pengaturan dan ketentuan-ketentuan pembebasan para tahanan Palestina. Komite akan segera mulai bekerja dan melaporkan hasilnya kepada kedua pemimpin ini sesegera mungkin.
Perdana Menteri Olmert mengatakan bahwa Israel akan segera melaksanakan langkah-langkah nyata untuk bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina. Sampai saat ini, Perdana Menteri telah memutuskan untuk mentransfer sejumlah tarikan pajak untuk disalurkan pada sejumlah rumah sakit di Palestina. Telah disetujui bahwa kesepakatan ini akan dikembangkan di masa yang akan datang dalam rangka pengembangan pelaksanaan bantuan kemanusiaan. Dijelaskan pula bahwa dana ini tidak akan dibekukan, dan tidak akan di transfer kepada pemerintah Palestina.
Kedua para pemimpin juga menyetujui upaya-upaya peningkatan di daerah perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel untuk lintas barang dan orang yang lebih baik. Sampai saat ini telah ditetapkan untuk meningkatkan pemeriksaan keamanan di daerah perbatasan yang mencapai target 400 truk per hari di Jalur Gaza dan Israel untuk memungkinkan perdagangan di daerah Jalur Gaza, tepi barat dan Israel. Kedua pemimpin bersepakat memulai komite ekonomi gabungan. Perdana Menteri Olmert mengatakan pada Presiden Abbas, bahwa telah diadakan koordinasi dengan Menteri Pertahanan Amir Peretz, ia telah menginstruksikan IDF untuk memindahkan beberapa pos pemeriksaan di tepi barat untuk memudahkan rakyat Palestina yang tidak terkait dengan masalah terorisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar