Kamis, 05 Maret 2009

Kolumnis Arab menentang Konferensi Iran

Wartawan Saudi : Nazi Baru bertemu di Teheran untuk menimbulkan kebencian, membuat propaganda dan mempertahankan kejahatan Nazi.

Oleh Yaakov Lappin

Sejumlah jurnalis Arab telah mengutuk konferensi penyangkalan Holocaust yang diadakan di Teheran pada bulan Desember tahun lalu. Tulisan mereka diterjemahkan oleh MEMRI (Pelayanan Penerjemahan di Timur Tengah). Seorang wartawan Saudi Yusuf Al-Sweidan menulis di surat kabar Kuwait al-Sayassah, menjelaskan bahwa para peserta konferensi disebutnya ‘Nazi Baru’. Al-Sweidan mengatakan bahwa para partisipan tersebut adalah “para ekstrimis baru yang bersorban” dan “tidak memiliki rasa malu membuka konferensi di Teheran pada 11 Desember 2006 dengan tujuan untuk menyebarkan kebencian dan propaganda tendensius sementara mempertahankan kejahatan Nazi yang sangat mengerikan…..”

Al-Sweiden juga menyangkal pernyataan Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki, dan menilai penjelasan beliau tentang konferensi tersebut sebagai sesuatu yang “janggal”, “menggelikan” dan juga “menjijikan”. “Karena Teheran, seperti diketahui oleh semua orang, sesungguhnya bukanlah oasis kebebasan, demokrasi dan pluralisme ideologi, “ tulis Al-Sweidan. “Kurang nilai budaya dan kepekaan kemanusiaan,” Ditambahkannya pula, “Pemilihan waktu, target, topik konferensi dan (para individu) pembicara bermulut besar dan jahat yang berbicara di atas mimbar, menegaskan sepenuhnya bahwa 'Iran membahayakan seluruh Timur Tengah,' seperti dikatakan Tony Blair (Perdana Menteri Inggris). Ancaman ini menjadi sangat jelas ketika Iran menyebabkan kekacauan dan menyebarkan kekerasan dan teror melalui kakitangannya, agen dan sekutunya ...."

Wartawan Inggris Adel Darwish menulis di surat kabar London berbahasa Arab alSharq al-Awsat mengatakan bahwa Presiden Iran menyebabkan gangguan diplomatik pada negaranya sendiri karena menggelar konferensi seperti itu, khususnya pada masa sulit bagi hubungan luarnegeri Iran. Darwish menambahkan bahwa Ahmadinejad menyebabkan lebih banyak masalah pada kaum Muslim karena dia menciptakan atmosfir budaya politik kebencian yang menghalangi nilai-nilai kemanusiaan kaum Muslim sebagai sesama manusia. Kolumnis Kuwait, Dr Khaled al-Janfawi, juga menulis dalam al-Sayassah, bahwa "menyelenggarakan konferensi yang ditujukan untuk menyangkal Holocaust merefleksikan kurangnya budaya dan kepekaan manusiawi sebaliknya malah menambah kebencian pada sesama manusia…"

Dia menambahkan bahwa "Kami kaum Muslim perlu memperlihatkan kemanusiaan, kebudayaan, dan sensitifitas moral untuk menjadi dorongan positif didalam dunia kemanusiaan yang tidak lagi mendukung konflik etnis maupun agama. “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar